Friday, April 12, 2013

tujuan membaca

TUJUAN MEMBACA
Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi dari sumber tertulis. Informasi ini diperoleh melalui proses pemaknaan terhadap bentuk-bentuk yang ditampilkan. Secara lebih khusus membaca sebagai suatu ketrampilan bertujuan untuk mengenali aksara dan tanda-tanda baca, mengenali hubungan antara aksara dan tanda baca dengan unsur linguistik yang formal, serta mengenali hubungan antara bentuk dengan makna atau meaning (Broughton et al dalam Sue 2004:15). Dengan demikian, kegiatan membaca tidak hanya berhenti pada pengenalan bentuk, melainkan harus sampai pada tahap pengenalan makna dari bentuk-bentuk yang dibaca. Makna atau arti bacaan berhubungan erat dengan maksud, tujuan atau keintensifan dalam membaca (Tarigan 1979:9).
Berdasarkan maksud, tujuan atau keintensifan serta cara dalam membaca di bawah ini, Anderson dalam Tarigan (1979:9-10) mengemukakan beberapa tujuan membaca antara lain:

a. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts). Membaca tersebut bertujuan untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan telah dilakukan oleh sang tokoh, untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh.

b. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas). Membaca untuk mengetahui topik atau masalah dalam bacaan. Untuk menemukan ide pokok bacaan dengan membaca halamn demi halaman.

c. Membaca untuk mengetahui ukuran atau susunan, organisasi cerita (reading for sequenceor organization). Membaca tersebut bertujuan untuk mengetahui bagian-bagian cerita dan hubungan antar bagian-bagian cerita.

d. Membaca untuk menyimpulkan atau membaca inferensi (reading for inference). Pembaca diharapkan dapat merasakan sesuatu yang dirasakan penulis.

e. Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan (reading for classify). Membaca jenis ini bertujuan untuk menemukan hal-hal yang tidak wajar mengenai sesuatu hal (Anderson dalam Tarigan 1979:10).

f. Membaca untuk menilai atau mengevaluasai (reading to evaluate). Jenis membaca tersebut bertujuan menemukan suatu keberhasilan berdasarkan ukuran-ukuran tertentu. Membaca jenis ini memerlukan ketelitian dengan membandingkan dan mengujinya kembali. 

g. Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast). Tujuan membaca tersebut adalah untuk menemukan bagaimana cara, perbedaan atau persamaan dua hal atau lebih.

Dengan rumusan yang berbeda, Blanton, dkk. serta Irwin yang dikutip oleh Burns dkk. (1996) dalam Rahim (2007:11) menyebutkan tujuan membaca mencakup (1) kesenangan, (2) menyempurnakan membaca nyaring, (3) menggunakan strategi tertentu, (4) memperbaharui pengetahuan tentang suatu topik, (5) mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahui, (6) memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis, (7) mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, (8) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks, dan (9) menjawabpertanyaan-pertanyaan yang  spesifik.

Berdasarkan tujuan khusus membaca dibedakan menjadi :
1.  Membaca indah
Membaca indah ialah membaca yang amengutamakan keindahan bahasa atau keindahan bacaan. Pembelajaran membaca indah selalu teringat kepada pembelajaran kesusastraan. Pembelajaran membaca indah tidak dialog, drama dan pantun. Sebagaimana kita ketahui bahwa cakapan bahasa yang menggunakan kalimat-kalimat langsung termasuk bahasa indah. Pembelajaran bahasa indah dapat mengarahkan kepada siswa agar dapat menghayati dan menjiwai isi bacaan. Bagi siswa-siswa SD latihan melagukan kalimat-kalimat berita, kalimat perintah, kalimat Tanya dengan bermacam situasi termasuk latihan membaca indah.
2.      Membaca pustaka
Tujuannya agar siswa dapat menambahkan dan mengembangkan pengetahuan mereka disamping pelajaran-pelajaran yang diterima dari guru. Dari pembelajaran bahasa, kegiatan membaca perpustakaan juga dapat menambah pengetahuan siswa tentang kakayaan kosakata kita ( Depdiknas ; 2002 : 44 ).
3        Membaca bebas,
Yang dimaksud membaca bebas ialah kegiatan membaca disekolah apabila ada waktu senggang. Waktu senggang ialah waktu-waktu pelajaran yang kosong dan istirahat. Buku bacaan untuk mengisi waktu kosong adalah Koran, majalah, komik dan buku perpustakaan. ( Depdiknas ; 2002 : 44 ).



MANFAAT MEMBACA

1. Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.
2. Ketika sibuk membaca, seseorang terhalang masuk ke dalam kebodohan.
3. Kebiasaan  membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan
    orang-orang malas dan tidak mau bekerja.
4. Dengan sering membaca, orang bisa mengembangakan keluwesan dan kefasihan  dalam bertutur kata.
5. Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir.
6. Meningkatkan memori. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa jika Anda tidak menggunakan memori anda, Anda bisa kehilangannya. Teka-teki silang adalah salah satu contoh permainan kata yang dapat mencegah penyakit Alzheimer. Membaca, walaupun bukan sebuah permainan, akan membantu Anda meregangkan “otot” memori Anda dengan cara yang sama. Membaca itu memerlukan ingatan terhadap detail, fakta dan gambar pada suatu literatur, alur, tema atau karakter cerita.
7. Dengan membaca, orang mengambil manfaat dari pengalaman orang lain: kearifan
    orang bijaksana dan pemahaman prasarjana.
8. Dengan sering membaca, orang mengembangkan kemampuannya; baik untuk mendapat dan memproses ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya dalam hidup.
9. Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pemikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia-sia.
10. Dengan sering membaca, orang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari
berbagai tipe dan model kalimat, lebih lanjut lagi ia bisa meningkatkan
kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis “diantara baris demi baris”.
11. . Membangun kepercayaan diri. Semakin banyak yang Anda baca, semakin banyak pengetahuan yang Anda dapatkan. Dengan bertambahnya pengetahuan, akan semakin membangun kepercayaan diri. Jadi hal ini merupakan reaksi berantai. Karena Anda adalah seorang pembaca yang baik, orang-orang akan mencari Anda untuk mencari suatu jawaban. Perasaan Anda terhadap diri Anda sendiri akan semakin baik. [Namun ingat, ikhlas tetap merupakan jalan untuk mencapai kesuksesan, dan berhati-hatilah dari sikap merasa bangga diri. Bersyukurlah selalu kepada Allah atas secuil pengetahuan yang Anda miliki].
12. Membaca merupakan proses mental secara aktif. Tidak seperti duduk di depan sebuah kotak idiot (TV, Plasystation, dll), membaca membuat Anda menggunakan otak Anda. Ketika membaca, Anda akan dipaksa untuk memikirkan banyak hal yang Anda belum mengetahuinya. Dalam proses ini, Anda akan menggunakan sel abu-abu otak Anda untuk berfikir dan menjadi semakin pintar.
13. Membaca akan meningkatkan kosakata Anda. Anda dapat belajar bagaimana mengira suatu makna dari suatu kata (yang belum Anda ketahui) dengan membaca konteks dari kata-kata lainnya di sebuah kalimat. Buku, terutama yang menantang, akan menampakkan kepada Anda begitu banyak kata yang mungkin sebaliknya belum Anda ketahui.
14. Membaca akan meningkatkan konsentrasi dan fokus. Anda perlu untuk bisa fokus terhadap buku yang sedang Anda baca untuk waktu yang cukup lama. Tidak seperti majalah, internet atau email yang hanya berisi potongan kecil informasi, buku akan menceritakan keseluruhan cerita. Oleh sebab Anda perlu berkonsentrasi untuk membaca. Seperti otot, Anda akan menjadi lebih baik di dalam berkonsentrasi.
16. Meningkatkan kedisplinanMencari waktu untuk membaca adalah sesuatu yang kita sudah mengetahuinya untuk dilakukan. Namun, siapa yang membuat jadwal untuk membaca buku setiap harinya? Hanya sedikit sekali. Karena itulah, menambahkan aktivitas membaca buku ke dalam jadwal harian Anda dan berpegang dengan jadwal tersebut akan meningkatkan kedisiplinan.
17. Meningkatkan kretivitasMembaca tentang keanekaragaman kehidupan dan membuka diri Anda terhadap ide dan informasi baru akan membantu perkembangan sisi kreatif otak Anda, karena otak Anda akan menyerap inovasi tersebut ke dalam proses berfikir Anda.


Hambatan Membaca & Cara Mengatasinya

A. Rendahnya Motivasi
     Sering kali saat  membaca, kita tidak memiliki motivasi yang kuat atas bahan bacaan. Motivasi yang kurang ini secara mental akan membuat kita membaca dengan lambat dan otak tidak dirangsang untuk bekerja dan memahami apa yang kita baca.
     Kunci untuk mengatasi hambatan ini adalah : selalu tanyakan pada diri kita sendiri AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku?) saat membaca satu bacaan. Pakailah 5W1H untuk mematok target kapan bahan bacaan itu akan diselesaikan.
B. Sulit berkonsentrasi
    Ketika kita  tidak berkonsentrasi,  informasi yang diterima oleh mata yang diteruskan ke otak tidak mendapat perhatian yang cukup sehingga kita kehilangan pemahaman atas bahan bacaan dan harus mengulangnya berkali-kali. Pengulangan ini disebut sebagai regresi.
    Kunci untuk mengatasi hambatan ini adalah mencari suasana yang menyenangkan dan nyaman saat membaca, yang jauh dari kebisingan dan mempunyai cahaya penerangan yang cukup. Agar bisa menyerap informasi dengan maksimal, posisi alfa  (posisi duduk tegak, rileks, dengan kedua telapan kaki menyentuh lantai) saat membaca sangat dianjurkan.
C. Kebiasaan Buruk dalam Membaca
1. Vokalisasi ( Membaca dengan bersuara)
    Yakni mengucapkan kata demi kata secara lengkap, bisa dengan bersuara lantang, ataupun dengan suara samar/tidak jelas (menggumam).
    Untuk mengetahui apakah kita mengucapkan kata-kata atau tidak, letakkan tangan di leher ketika membaca. Bila getaran terasa di jakun, itu berarti kita membaca dengan bersuara.
Tips Mengatasinya :
Lakukan gerakan seperti meniup (bibir bersiul) pada saat membaca, dan letakkan tangan di leher.
2. Gerakan Bibir
     Menggerakkan bibir pada saat membaca, walaupun tanpa bersuara, juga akan membuat kecepatan baca menjadi melambat 4 kali dibandingkan jika membaca dengan diam/tanpa bersuara.
Tips Mengatasinya :
Rapatkan bibir kuat-kuat. Tekanlah lidah ke langit-langit atas.
Mengunyah permen karet
Bibir dalam posisi bersiul, tapi tanpa suara.
3. Gerakan Kepala
    Saat masa kanak-kanak, jangkauan penglihatan kita tidak memungkinkan menguasai penampang bacaan (dari kiri hingga kanan). Karena itulah kita menggerakkan kepala dari kiri dan kanan untuk membaca baris-baris bacaan secara lengkap. Saat dewasa, jangkauan penglihatan kita telah mampu menguasai penampang tersebut secara optimal, sehingga seharusnya mata saja yang bergerak.
Namun demikian, karena kebiasaan masa kecil, kita masih sering menggerak- gerakkan kepala dengan menggesernya.
Tips Mengatasinya :
- Letakkan telunjuk jari ke pipi dan sandarkan siku tangan ke meja selama membaca. Apabila terasa tangan terdesak oleh gerakan kepala, itu berarti Anda masih menggerakkan kepala dalam membaca. Usahakanlah untuk menghentikannya.
- Tangan memegang dagu, seperti memegang jenggot. Bila kepala Anda bergerak, terasa dagu Anda juga bergeser. Usahakanlah untuk menghentikan gerakan itu.
- Letakkan ujung Jari di hidung. Bila kepala anda bergerak, anda akan menyadarinya. Berusahalah untuk menghentikannya.
4. Menunjuk Dengan Jari
    Kebiasaan ini timbul karena saat masih belajar membaca, kita selalu menunjuk kata demi kata dengan jari, agar tak ada kata yang terlewati. Kebiasaan ini sering dipertahankan hingga dewasa, padahal sangat menghambat kecepatan baca, Karena gerakan tangan lebih lambat dari pada gerakan mata.
Tips Mengatasinya :
- memasukkan tangan ke saku ketika membaca
- Memegang buku selama membaca.


5. Regresi
    Dalam membaca, mata bergerak dari kiri ke kanan untuk menangkap kata-kata yang terletak berikutnya. Namun sering mata bergerak kembali ke belakang untuk membaca ulang suatu kata atau beberapa kata sebelumnya. Kebiasaan inilah yang disebut dengan regresi. Hal ini kebanyakan dilakukan karena merasa kurang  yakin dalam memahami kata atau kalimat sebelumnya.
Tips Mengatasinya :
- Menanamkan kepercayaan diri pada saat membaca. Jangan terpaku pada detail.
- Bila anda merasa ada yang terlewati, biarkan saja.
- Berkonsentrasilah dalam membaca, jangan sampai melamun.
6. Subvokalisasi
    Yakni melafalkan kata-kata  dalam batin/pikiran. Kebiasaan ini juga menghambat karena konsentrasi akan lebih terfokus pada ‘bagaimana melafalkan dengan benar’, dan bukannya ‘memahami ide’ yang terkandung dalam kata-kata tersebut.
Tips Mengatasinya :
- Memperlebar jangkauan pandangan mata (fiksasi), sehingga mata dapat menangkap beberapa kata sekaligus. Dengan cara ini, otak akan menyerap informasi berdasarkan ide ‘garis besar’nya yang terdiri dari gabungan kata, dan tak terpaku pada pelafalannya.


Baca Selengkapnyatujuan membaca